TAHAP V SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)
5.1. TEORI DASAR
Sistem sirkulasi pada operasi pemboran terdiri dari empat sub-komponen
utama, yaitu:
a.
Fluida Pemboran (drilling
fluid)
Ada tiga jenis fluida pemboran,
yaitu :
1. Water–based mud.
2. Oil–based mud.
3. Air or gas–based mud.
Fungsi utama lumpur pemboran adalah:
§ Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk membersihkan serbuk
bor (cutting) dari dasar lubang bor.
§ Mengangkat cutting ke permukaan.
§ Mengontrol tekanan formasi.
§ Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake.
§ Mendinginkan dan melumasi bit dan
rangkaian pipa bor.
§ Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila
sirkulasi dihentikan sementara.
§ Menahan sebagian berat drill pipe dan casing (Boyancy effect)
b.
Tempat Persiapan (Preparation
area)
Ditempatkan pada sistem sirkulasi yaitu dekat
dengan pompa lumpur. Tempat persiapan ini meliputi :
§ Mud house
§ Steel mud pits/tanks
§ Mixing hopper
§ Chemical mixing barrel
§ Bulk mud storage bins
§ Water tank
§ Reserve pit
c.
Peralatan sirkulasi
(Circulation equipment)
Ditempatkan
pada tempat yang strategis disekitar rig. Peralatan
sirkulasi ini meliputi:
§ Discharge and return line.
§ Stand pipe.
§ Rotary house.
§ Mud pumps.
§ Special pumps and agitators.
§ Steel mud pits/tanks.
§ Reserve pit.
d.
Conditioning Area
Ditempatkan
di dekat rig, meliputi:
§ Setting tanks
§ Mud-gas Separator
§ Shale Shaker
§ Degasser
§ Desander
§ Desilter
5.1.1. Fluida Pemboran
Fluida pemboran
merupakan suatu campuran (liquid) dari beberapa komponen yang terdiri dari air
(tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia (chemical
additives), gas, udara, busa maupun detergen. Di lapangan fluida pemboran
dikenal sebagai “lumpur” (mud).
5.1.1.1. Komposisi Lumpur Pemboran
Komposisi lumpur pemboran
ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi yang ditembus mata bor. Ada 2 (dua) hal penting
dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :
a.
Semakin ringan dan encer suatu
lumpur pemboran, semakin besar laju perembesan
b.
Semakin berat dan kental suatu
Lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan,
seperti masuknya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai “kick”).
Bila keadaan ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar
(blowout).
5.1.1.2. Water
– Based Mud
Lumpur pemboran yang
paling banyak digunakan adalah water-base mud (80%). Komposisi lumpur ini
terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi
lubang bor :
Pedoman operasional secara umum :
a.
Surface drilling operations :
digunakan lumpur biasa dengan sedikit additive.
b.
Hard subsurface drilling
operations : bila menembus formasi keras (porositas tinggi) digunakan lumpur
berat.
c.
Soft subsurface drilling
operations : bila menembus formasi bertekanan tinggi (porositas tinggi),
digunakan lumpur berat.
Water
base mud merupakan jenis lumpur yang paling banyak umum digunakan karena murah,
mudah pengunaannya dan membentuk “filter cake” (kerak lumpur) untuk mencegah
runtuhnya dinding lubang bor.
5.1.1.3. Oil –
Based Mud
Digunakan pada pemboran
dalam, hotholes, formasi shale dan sebagainya. Lumpur bor ini lebih mahal,
tetapi akan mengurangi terjadinya korosi pada rangkaian pipa bor.
5.1.1.4. Air or
Gas – Based Mud
Keuntungan dari lumpur
jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena menggunakan kompresor, maka kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
5.1.2.
Tempat Persiapan
Ditempatkan pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat persiapan
lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan
fasilitas persiapan atau “treatment” lumpur bor.
Preparation area ini meliputi :
§ Mud house, merupakan gudang untuk menyimpan additives.
§ Steel mud pits/tank, merupakan bak
penampung lumpur di permukaan yang terbuat
dari baja.
§ Mixing hopper, merupakan peralatan yang
digunakan untuk menambah additives ke dalam lumpur.
§ Chemical mixing barrel, merupakan
peralatan untuk menambahkan bahan-bahan kimia (Chemicals) ke dalam lumpur.
§ Bulk storage bin, merupakan bin yang
berukuran besar digunakan untuk menambah additives dalam jumlah banyak.
§ Water tank, merupakan tangki penyimpan air
yang digunakan pada tempat persiapan lumpur.
§ Reserve pit, merupakan kolam yang besar
digunakan untuk menyimpan kelebihan lumpur.
5.1.3.
Peralatan Sirkulasi
Peralatan sirkulasi merupakan komponen
utama dalam sistem sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari
peralatan sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat
serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pits
untuk sirkulasi kembali.
Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu :
- Mud Pit
- Mud Pump
- Pump Discharge and Return Lines
- Stand Pipe
- Rotary Hose
5.1.4.
Conditioning Area
Ditempatkan di dekat rig.Area ini terdiri dari peralatan-peralatan
khusus yang digunakan untuk “Clean up”
(pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk
membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang terikut.
Dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam lumpur bor,
yaitu :
a. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur
dialirkan melalui shale
shaker
dan settling tanks
b.Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan
khusus yang dipasang pada
mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan Conditioning area terdiri dari :
a.
Settling tanks, merupakan bak
terbuat dari baja digunakan untuk menampung lumpur bor selama conditioning.
b. Reserve pits, merupakan kolom besar yang
digunakan untuk menampung
cutting
dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk menampung
kelebihan
lumpur bor.
c. Mud-Gas
separator, merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang
terlarut
dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.
d. Shale
shaker, merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-
besar
dari lumpur bor.
e. Desander,
merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari
lumpur
bor.
f. Desilter,
merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting
yang
berukuran paling halus dari lumpur bor.
g. Degasser,
merupakan peralatan yang secara kontinue memisahkan gas
terlarut
dari lumpur bor.
5.2. DISKRIPSI ALAT
5.2.1. Mud Pump
- Fungsi : Menyalurkan atau memompakan fluida
pemboran (lumpur) dalam jumlah besar
dan bertekanan tinggi.
- Mekanisme Kerja : Pompa memompakan
zat cair pengeboran dengan bertekanan tinggi ke pipa penyalur lumpur sampai ke
sistem sirkulasi.
v Fungsi : -Mengeluarkan
gas dalam jumlah besar.
-Menyelamatkan lumpur yang
masih bisa digunakan.
-Menyalurkan gas-gas yang
mudah terbakar dan/beracun
melalui pipa yang jaraknya cukup aman dari
rig.
v
Mekanisme
Kerja : Prinsip kerja mud gas separator hampir sama dengan
degasser, yaitu gas yang terikut dalam lumpur dipisahkan dalam mud gas
separator.
v Gambar :
5.2.3. Shale Shaker
v
Fungsi : Untuk mengeluarkan potongan-potongan besar dan
bagian dari lapisan tanah yang patah dari dalam lumpur.
v
Mekanisme Kerja: Fluida pemboran disalurkan melalui saringan-saringan yang bergetar
yang memisahkan potongan-potongan (cutting) yang berukuran besar yang tidak diperlukan.
v Gambar :
5.2.4.
Mud Pit
v Fungsi : Tempat memnyimapan lumpur berbentuk corong yang terletak disamping
settling tank.
v Mekanisme Kerja : Mud Pit bekerja
berdasarkan prinsip gravitasi yang menyebabkan dapat meminimalkan jumlah
pekerja dan meningkatkan efisiensi dan keamanan.
v Gambar :
5.2.5.
Centrifuge Pump
v Fungsi : Memompa lumpur pemboran yang berada disekeliling rig.
v Mekanisme Kerja : Untuk memompakan
lumpur alat ini mengeluarkan gas secara vakum pada bagian pipa penyalurnya.
v Gambar :
5.2.6. Reserved Pit
v Fungsi : Untuk menampung cutting dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk
menampung kelebihan lumpur bor
v Mekanisme Kerja : luida pemboran dari dalam lubang bor disalurkan melalui pipa-pipa
menuju reserved pit. Reserved pit bekerja berdasarkan prinsip gravitasi
v Gambar :